Cerita sambung IIP Depok
1.
https://shireishou.com/event-cerita-sambung-rumbel-menulis-iip-depok-part-1/
2. https://mamaharetuti.blogspot.com/2020/09/cerita-sambung-iip-depok-part-dua.html?m=0
3. https://mamauway.wordpress.com/2020/09/14/cerita-berantai-rumbel-menulis-ip-depok/
“Kamu ngomong apa sih neng?” Tanya Tejo dengan heran.
Sungguh Tejo tak menyangka bahwa pandemi covid ini bukan hanya momok menakutkan akan tertular penyakitnya tapi juga momok yang menakutkan untuk setiap hubungan, terutama hubungan rumah tangga Tejo dan Suti jika begini terus ceritanya, pikir Tejo dengan gamang.
Tejo diam termenung lama sambil sesekali menghembuskan nafas. Pikirannya sudah tidak karuan lagi. Hatinya penuh dengan emosi.
Suti yang melihat suami tercintanya termenung diam seperti itu sungguh menyesal akan kekhawatiran berlebihan yang dia rasakan. Tapi apa mau dikata bahwa sebenarnya itu memang yang Suti rasakan. Mungkin benar bahwa aku terlalu banyak informasi yang diserap, dalam hati Suti berkata.
“Mas, makan yuk. Sebentar lagi Mas mau berangkat kerja.” Suti mengajak Tejo dengan pelan untuk terbangun dari diamnya.
Tejo hanya melihat Suti sekilas lalu lanjut makan tanpa berkata apapun.
Suti sangat merasa bersalah bahwa pagi-pagi sebelum suaminya berangkat kerja dia sudah menimbulkan pikiran yang mengganggu Tejo. Suti ingin meminta maaf sehingga Tejo dapat bekerja dengan tenang. Tetapi, sepertinya suami tercintanya sedang tidak ingin diganggu. Nanti saja berbicaranya setelah Tejo pulang kerja, pikir Suti.
Sampai akhirnya Tejo berangkat kerja dengan diam dan tak ramah seperti biasanya. Biasanya Tejo akan memeluk dirinya dan anaknya, tidak lupa untuk mencium kami.
Suti yang menyaksikan suaminya pergi kerja dengan pikiran yang berkecamuk sungguh sedih dan rasanya ingin menangis pagi ini. Tapi suara tangisan Tati membatalkan air mata yang sudah ingin turun dengan derasnya.
“Huft. Jangan menangis Surti. Kamu pasti bisa!!” Surti menyemangati dirinya sendiri “Ada Tati yang sekarang membutuhkan.”
-----
Sore pun telah tiba.
Surti yang seharian sudah tidak tenang hatinya menunggu Tejo didepan rumah. Bersyukur Tati sudah tidur dengan nyenyak, sehingga nanti setelah suaminya pulang mereka akan bisa berbicara dengan lebih leluasa, harap Surti.
Jam 21.00 sudah sekarang. Tetapi tidak ada tanda-tanda Tejo pulang sama sekali.
Surti khawatir dan juga makin merasa sedih, pikirannya menjalar kemana-mana.